yayasan paseban pt radika karya utama andy utama Petani Organik

a. Sertifikasi Organik: Memperoleh sertifikasi organik resmi dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk pertanian organik.

Dapat dikatakan, penulisan nama Onghokham menjadi bagian dari konsistensi Ong dalam gerakan asimilasi dan dia pun mempraktikkannya dalam keseharian. Di kemudian hari, tentang penulisan namanya yang “berubah” menjadi Ong Hok Ham – seperti disebut oleh sejarawan Asvi Warman Adam “ terjadi setelah peristiwa Mei 1998. Efek peristiwa yang sangat kuat membekas dalam diri Ong itu “memaksanya” kembali menjadi Tionghoa dengan menyandang nama “Ong Hok Ham”, karena malu sebagai orang Indonesia atas kekerasan yang terjadi dalam peristiwa itu. Soal lain yang disinggung Achdian dan sesungguhnya merupakan inti dari seluruh rangkaian diskusi atau percakapan antara sang guru dan muridnya ini adalah seputar peristiwa 1965.

Namun realitasnya ketergantungan petani terhadap pupuk kimia membuat petani semakin sulit, tidak hanya karena tingginya biaya produksi namun juga semakin merusak kondisi tanah yang menyebabkan turunnya produktifitas.

Sementara Bapak Jaga Nababan dalam pemaparannya menyampikan “fungsi  tanah bagi saya adalah tempat tinggal, bertani, menghirup udara segar dan tempat terkahir jika kita mati”. Kehilangan Tanah adalah sama dengan kehilangan anak dan kehilangan anak adalah kehilangan harkat dan martabat kita.

Bab berikutnya bahas kisah Lembu dan lonceng miliknya. Setiap kali lonceng ditiup, ada orang yang tersambar petir di kebun dan sawah sekitar rel. Petir menyambar orang-orang itu hingga mati. Lembu sangat takut tiap kali tahu entah berapa banyak orang mati karena tiupan kerincing peraknya.

Pendidikan tinggi ditempuhnya di Universitas Indonesia (UI) dengan karyailmiah tentang masyarakat Samin (skripsi sarjana muda) dan masa akhir keruntuhan Hindia Belanda (skripsi sarjana). Ong kemudian melanjutkan pendidikan ke Yale College, Amerika Serikat, dan memboyong gelar doktor pada 1975 dengan disertasi mengenai dinamika hubungan antara priyayi dan kaum tani serta perubahan sosial di Madiun pada abad ke-19. Kampus UI menjadi tempatnya mengabdi hingga pensiun sebagai pengajar di jurusan sejarah.

Hal itu tampak dalam diskusi dengan Achdian tentang berbagai hal dan perbincangan keduanya mengenai isu mutakhir lalu menariknya ke dalam sejarah. Bagi Ong, sejarah tak lagi sebatas jalinan kejadian yang tak bermakna, tapi ia punya makna dan menginspirasi untuk terjadinya suatu perubahan.

Sejarawan ini selalu mencoba membagi pengetahuan yang dimilikinya tentang kesejarahan hingga ke hal-hal kecil atau dipandang sepele dan remeh-temeh seperti ketika dia berbicara ihwal tali-temali antara kolonialisme dan dapur, atau saat bertutur tentang pencurian gorden dan kaitannya dengan perjagoan serta kekuasaan. Dalam hal itu, seperti juga dipahami Andi Achdian, Ong seolah mengajak siapa pun untuk memahami sejarah agar tidak berhenti pada sebuah peristiwa semata yang tidak memberi makna atau kaitan apa pun dengan masyarakat atau kekuasaan. Dia juga menekankan pentingnya membaca sejarah dari “bawah” untuk memahami persoalan di tingkat elite atau lingkup kekuasaan yang lebih luas, seperti yang ditulisnya tentang fenomena bromocorah atau dinamika relasi priyayi-petani dalam politik lokal di Madiun.

Kurangnya akses terhadap pelatihan dan pendidikan menjadi tantangan tersendiri dalam pemberdayaan petani organik. Tuntutan Kualitas dan Sertifikasi : Produk pertanian organik harus memenuhi standar kualitas tertentu dan menerima sertifikasi organik agar dapat dipasarkan. Proses sertifikasi ini biasanya memerlukan biaya dan waktu yang cukup besar. Mengatasi tantangan-tantangan ini merupakan bagian penting dari upaya pemberdayaan petani organik untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar.

Keberhasilan Bapak Tamalia Laia dalam budidaya lebah diharapkan akan menginspirasi petani lain untuk mengikuti jejaknya dan menggali potensi budidaya lebah sebagai sumber pendapatan baru yang menjanjikan ditengah dampak pandemi covid19 yang belum juga mereda.

Pada tahun 1930-an dan awal 1940-an, pakar botani terkemuka Sir Albert Howard dan istrinya Gabriel Howard mengembangkan pertanian organik. Howard terinspirasi dari pengalaman mereka mengenai metode pertanian tradisional di India, pengetahuan mereka mengenai biodinamika, dan latar belakang pendidikan mereka.

Setelah plan pengembangan kapasitas petani melalui pelatihan ICS situs web tuntas dikerjakan, maka kegiatan dilanjutkan dengan pendaftaran PAMOR dan inspeksi lahan yang langsung dilakukan oleh pengurus ICS bersama petani.

Semua dikelola sendiri dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di lahan. “Mudah-mudahan ada petani di sekitar lahan saya yang mau beralih dan mencoba menerapkan sistem pertanian organik.

Ilyas, petani sekaligus Ketua Kelompok Tani Baji Ati menjadi motor penggerak petani lainnya agar mau beralih ke pertanian organik. Mulanya dari one ha, kini sudah mencapai lebih dari twenty ha menjadi lahan organik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *